Selasa, 15 Januari 2013

Tertangkap Basah

Dingin udara malam mulai beralih dengan rambatan hangat sang mentari
Ayam-ayam mulai berkokok membangunkan mata yang masih terkantuk-kantuk
Kicau burung kobarkan semangat pagi hari
Ehm...bahagia terasa saat tahu akan ada perjalanan panjang melewati pohon-pohon besar, udara sejuk dengan dibonceng sang pujaan hati...
Segera ku singkirkan selimut yang menghangatkan ku
Ku langkahkan kaki-kaki lelahku menuju dinginnya tumpukan dingin ubin
Dan kini wajah berseri ku tak kan kalah dengan silaunya sang mentari
Ku siap bergegas pulang bersama sang pujaan hati
Tepat pukul 7 pagi kita bergegas menaiki mesin beroda dua ini menuju kota kelahiran ku, pare...
Dengan diliputi rasa bahagia, rasa senang karena hampir 2 pekan tak saling tatap muka, kita susuri berkelok-keloknya jalan dengan canda tawa...

Tiba-tiba di tengah perjalanan desakan dari dalam begitu mengganggu
Desakan rasa lapar itu membuat kita memaparkirkan mesin roda dua ini di suatu tempat peristirahatan dan warung makan di sekitar waduk selorejo
Hmmmhmmmm...yummmy...ditemani dengan hamparan sawah yang memukau, kami habiskan makanan kami dengan lahapnya
Perut sudah terisi dan saatnya melaju kembali, melanjutkan perjalanan yang tinggal berapa "km" lagi.

Hore...Hore...gembira begitu menyelimuti ku kembali karena pasalnya rumah semakin mendekat dengan laju roda kami...
Tak sabar bertemu dengan kamar tercinta, bertemu dengan ponakan tersayang
Namun tiba-tiba saja ada warna hijau yang menyilaukan mata kami
Warna hijau dari baju orang yang gagah tegap berdiri di tengah jalan, tepat di garis putih jalan
Hah ??
Polisi !!!!
Aku yang tahu kalau si pengemudi simnya mati langsung berkata "ayo gantian"
Dan karena pikir si pengemudi, kalau razia itu hanya untuk jalur ke barat, maka kami lanjutkan laju roda motor ini dengan santainya.
Nah...pas tahu kalau razia berlaku untuk semua jalur, aku pun langsung turun dan berniat bertukar posisi.
Langkah si gagah baju hijau terlampaui cepat dari pergeseran kami.
Seperti razaia biasanya kami disuruh nunjukin dech sim dan stnk
Bodohnya kami, yang sudah jelas si bapak polisi itu tahu siapa pengemudinya, aku tetep saja ngeyel nujukin sim ku...
Mungkin dalam hati polisi itu ketawa ngakak lihat tingkah laku kami
Duch kami dengan wajah polosnya berasa seperti tertangkap basah mencuri saja.
Hahahaaahaaaaa....

Ini pengalaman kerazia yang bener-bener gokil.
Sayang kita tak sempat bernarsiis ria kata si pujaan hati ku.
Duch bener-bener kebahagian yang dtutup dengan kebodohan super gokil...
Gokil karena udah pasti kena tilang tapi masih ngeyel untuk mengelabui si polisi.
Sampai dirumah kita langsung menertawai kebodohan dan kegokilan kita berdua





Kamis, 10 Januari 2013

Melakoni Sesuai dengan Peran

"Dunia ini adalah panggung sandiwara"

Memang tak ada yang salah dengan kata-kata itu karena sejatinya kita di dunia ini hanya melakonkan sesuai dengan peran kita masing-masing. Dan Tuhanlah pemilik skenario terbaik bagi kita.

Ini adalah skenario drama terbaru ku dari Tuhan buatku. 
Skenario yang menurutku sangat indah dan begitu natural berjalan.
Skenario tentang cara menjadi orang tua, menjadi kakak, bahkan skenario tentang bagaimana rasanya mencari selembar demi lembar pundi-pundi uang
Meski awal terasa jarak tempuh rumah teman belajar private ku jauh namun kini begitu terasa dekat 
Namun ku mencoba selalu berpositif pada Tuhan
Jika memang ini skenario yang terbaik buatku, aku hanya selalu minta kuatkan aku dan lancarkan segala urusanku...
Dari hari ke hari aku semakin menikmati peran baru ini sebagai teman belajar, sebagai kakak 

Tapi entah kenapa aku jadi berfikir tentang bagaimana rasanya kelak menjadi orang tua, menjadi ibu
Dan aku mulai berfikir tentang masa depan ku kelak, tentang masa depan anak-anakku
Rasanya begitu bahagia dan begitu lengkapnya ketika ada lahirnya keajaiban mungil di dunia ini
Rasanya begitu menyenangkan peran-peran sebagai orang tua, sebagai ibu
Suatu saat nanti ketika titah peran itu sudah ada dalam gengamanku, aku ingin meluangkan lebih banyak waktu ku untuk keluarga kecil ku, untuk suami dan anak-anakku
Dan menjadi ibu yang cerdas itu memanglah yang seharusnya karena sesungguhnya orang tua, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak mereka
Semoga kelak aku bisa menikmati perankku dan menjadi yang luar biasa dalam peran yang aku jalankan



Kini hanya satu pinta ku Tuhan...
Semoga apa yang aku berikan bisa bermanfaat dan mendatangkan kebaikan
Amin...

Rabu, 09 Januari 2013

Belajar Bersama Si Laki Kecil Ku

Bukan guru
Bukan orang tua
Tapi hanya memposisikan diri sebagai kakak
Sebagai teman belajar si laki-laki kecil bernama "Dias"

Ini adalah pengalaman pertamaku. Berawal dari ku terima tawaran teman untuk menjadi tutor les SD kelas 3.    Aku sich gag mau disebut sebagai guru les karena disini aku hanya membantu dan menemani si laki kecil ku belajar matematika. Aku beranikan diri menerima satu tanggung jawab ini bukan semata-mata hanya untuk mencari uang tapi lebih karena aku ingin belajar merasakan susahnya mencari uang, belajar bagaimana caranya menjadi seorang kakak bahkan menjadi seorang ibu yang mengajari suatu hal pada anak atau adik.
Dari sini aku mulai memahami bagaimana harus bisa berkomunikasi dengan orang yang pola pikirnya masih anak-anak, bagaimana cara bersabar dan telaten menghadapi tingkah pola anak kecil, bagaimana cara mengatur waktu antara kuliah dan belajar bersama laki kecilku. Aku juga tahu bagaimana rasanya harus mengejar rizqi meskipun harus menempuh jarak jauh sekalipun.
Layaknya seorang guru yang menginginkan murid-muridnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari bodoh menjadi pintar. Itupun kini aku rasakan. Suatu nilai tambah bagiku jika usahaku menemani si laki kecil dan usaha dia untuk tidak bosen belajar berbuah pada suatu pengetahuan yang melakat dalam sel-sel otak si laki kecilku. Dan kini seakan semuanya terbayar sudah ketika peningkatan nilai matematika yang merupakan suatu representasi dari proses dia belajar dan juga proses aku menemani dia belajar  itu tertera pada buku rapor dia. Namun aku tak kan puas sampai disini, aku akan terus berusaha agar si laki kecil ku bertambah suka pada satu bidang ini. Dan ketika kesukaan itu mulai ada, aku yakin usaha dan doa akan terus dia lakukan demi mencapai satu titik tingkat yang maksimal.
Bagi ku tak akan ada lagi jarak yang jauh karena kesenangan bertemu dan belajar bersama si laki kecil telah mendekatkannya.

Terima kasih Tuhan untuk suatu kesempatan yang indah ini
Dari sini aku belajar untuk lebih bertanggung jawab lagi
Dan untuk mempersiapkan diriku menjadi seorang ibu bagi anak-anakku kelak yang pada hakikatnya seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.....

Terima kasih buat saudara baruku di Gadang yang telah mau memberi satu kesempatan untukku belajar

Untukmu si laki kecilku,
Kakak sayang ade
Semangat terus ya sayang hafalan dan belajar bareng kakak...













Copyright© All Rights Reserved mitifa2.blogspot.com